Tuesday 13 March 2018

Hidup Sederhana Disaat Berkemampuan



Sederhana

HIDUP SEDERHANA DISAAT BERKEMAMPUAN

Kali ini TSC (Tempat Solusi dan Cara) sesuatu tentang hidup Sederhana disaat berkemampuan

Menurut Henry Wadswort Longfellow (1807-1882), Penyair Amerika terpopuler di abd ke-19. Mengungkapkan, Kesederhanaan adalah Keunggulan tertinggi dalam cara, gaya, dan segala hal. Termasuk kesederhanaan gaya hidup, terutama bagi orang yang sebenarnya mampu untuk bermewah-mewahan

  Sejarahwan dan filsuf Italia, Niccolo Machiavelli (1409-1527, mengatakan, "Umumnya seseorang menilai orang lain berdasarkan  penampilannya,bukan berdasarkan kenyataan. Semua orang memiliki mata,  tetapi sediki saja yang memiliki bakat untuk menembus penampilan luar." 

  Dalam bahasa filosofi yang indah, Rasulullah SAW bersabda, "Dunia ini dibandingkan akhirat, tiada lain hanyalah seperti jika seseorang diantara kamu mencelupkan jarinya kelautan. Maka hendaklah dia melihat air yang menempel di jarinya setelah dia menariknya kembali (seperti itulah dunia).

     Kesederhanaan hidup Rasul adalah pancaran dari kezuhudan sikap beliau. Seorang ulama yang bernama Ibnu zuhud berarti terbebasnya hati dari dunia. Seseorang yang zuhud akan berupaya meraih derajat kemuliaan yang hakiki.  

     Seorang sahabat bertanya,"Ya Rsulullah, tunjukan kepadaku amalan yang bila aku amalkan niscaya aku akan dicintai Allah dan manusia ?

     Rasul Saw menjawab, "Hiduplah didunia dengan berzuhud (bersahaja) maka kamu akan dicintai Allah, dan jangan tamak terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya kamu akan disenangi manusia.

     Seperti mengungkap sosok kezuhudan sang Nabi, penulis dan motivator Jonatan Saturo berpendapat, orang yang bahagia itu kaya, tapi bukan kaya harta dalam pengertian umum, melainkandalam pengertian sesungguhnya. Didalam hal nilai-nilai dan kelanggengan, suatu hal yang tidak akanpernah lepas darinya. Masih menurut Saturo, orang yang bahagia seperti ini terbebas dari rasa takut,  stres, dan kecemasan. Pikirannya bebas dari kerakusan, pengayaan pribadi, dan sifat irihati, yang semuanya merupakan sumber ketidak bahagiaan.

     Di balik kesederhanaan serta kezuhudannya, Rasulullah terbebas dari pikiran-pikiran demikian karena kekayaan nilai-nilai yang diyakininya. Inilah kekayaan yang tak ternilai karena tidak bisa dibeli dengan uang.

    Suatu pendapat menyebutkan, anda belum bisa dikatakan kaya sampai anda memiliki sesuatu yang tidak dapat dibeli dengan uang. Sedangkan uang menurut seorang penulis serta pembicara publik kelahiran Cina, Chin Ning Chau (1946-2009). "Bukanlah bagian dari siapa diri Anda. Anda tidak membawanya  saat anda dilahirkan, juga tidak akan membawanya saat anda masuk liang kubur." 

   Nabi merupakan model terbaik.yang terbukti mampu meneladankan dirinya secara sempurna dalam menyikapi uang, harta kekayaan, bahkan tingginya jabatan sehingga beliau memilih hidup secara sederhana. Tak kalah pentingnya, Nabi pun menginspirasikan bagaimana kita bisa tetap hidup bahagia walaupun dalam ketiadaan/Kesederhanaan.

   Kebahagian yang sejati memang bukan terletak pada (banyaknya) kepemilikan harta, (tingginya) jabatan kedudukan atau prestasi status sosial.

   Kebahagiaan yang sesungguhnya bersumber dari kondisi hati yang dipenuhi dengan keyakinan (iman) dan berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut. Kebahagiaan juga bukan menurut perasaan atau penglihatan orang lain, melainkan dialami dirasakan oleh diri sendiri. Jadi, berbahagialah denganmengoptimalkan keimanan kepada-Nya 

Seperti diungkapkan Al-Ghazali (1058-1111) "Puncak kebahagiaan itu, Jika Manusia berhasil mencapai ma'rifatullah, telah mengenal Allah Swt.

Hidup Sederhana dan Zuhud adalah diantara ciri-ciri orang yang Mengenal-Nya.Maka berbahagialah!


  • Memilih hidup sederhana berlandaskan iman adalah pilihan terbaik karena menjatuhkan pelakunya dari keinginan dipuji, sombong, tamak, menenteramkan hati, menumbuhkan kebahagiaan serta memupuk kepekaan sosial. Jadi, hiduplah sederhana dengan dasar iman.

  •  Kesederhanaan menjadi penghias penampilan hidup seseorang sehingga dirinya tampak lebih anggun secara akhlak. serta disukai banyak orang. Kalau begitu, untuk apa hidup bermewah mewah, 

  • Kesederhanaan mencerminkan kekayaan hati. Dirinya kaya dalam nilai-nilai hakiki. Dia merasa senang dan bahagia menjalaninya. Hiduplah secara sederhana agar hati tetap senang dan bahagia.

 Artikel Lainnya dari Sahabat TSC 


No comments:

Post a Comment